A. Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Dasar-dasar dalam uraian ini adalah landasan atau pijakan yang dijadikan
tempat berjalannya ilmu pendidikan Islam. Pada prinsipnya, ilmu pendidikan
Islam berfungsi mengembangkan pendidikan Islam itu sendiri.[1] Dasar
pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk
merealisasikan dasar ideal/sumber pendidikan Islam.[2]
Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam terdapat
enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi,
psikologis, dan filosofis, kemudian dari yang enam itu ditambahkan lagi dengan
religius oleh Dr. Abdul Mujib, M.Ag. Agar lebih sistematis, berikut ini akan
dijabarkan 7(tujuh) bagian dari dasar-dasar ilmu pendidikan Islam:[3]
1. Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan
masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar
kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. Dasar ini juga dapat
dijadikan acuan untuk memprediksi masa depan, karena dasar ini memberi data
input tentang kelebihan dan kekurangan kebijakan serta maju mundurnya prestasi
pendidikan yang telah ditempuh. Firman Allah Swt. dalam surat Al Hasyr ayat 18: “Dan hendaklah setiap
orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok(akhirat).[4]”
Misalnya, bangsa Arab memiliki kegemaran untuk bersastra, maka pendidikan
sastra di Arab menjadi penting dalam kurikulum masa kini, sebab sastra selain
menjadi identitas dan potensi akademik bagi bangsa Arab juga sebagai sumber
perekat bangsa.
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya, yang
mana dengan sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan. Dasar ini juga berfungsi
sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu
pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah dasar yang memberikan perspektif tentang
potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta
bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Oleh karena
pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial
dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan
harta benda yang syubhat.
4. Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai
ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar poitik menjadi penting untuk
pemerataan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
5. Dasar Psikologi
Dasar psikologi adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat,
minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga
administrsi, serta sumber daya manusia yang lain. Dasar ini berguna juga untuk
mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar
mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan
sehat.
6. Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan untuk memilih yang
terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua
dasar-dasar operasional lainnya. Bagi masyarakat sekuler, dasar ini menjadi
acuan terpenting dalam pendidikan, sebab filsafat bagi mereka merupakan induk dari
segala dasar pendidikan. Sementara bagi masyarakat religius, seperti masyarakat
muslim, dasar ini sekadar menjadi bagian dari cara berpikir dibidang pendidikan
secara sistematik, radikal, dan universal yang asas-asasnya diturunkan dari
nilai ilahiah.
7. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini
secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan Islam. Dasar ini menjadi
penting dalam pendidikan Islam, sebab dengan dasar ini maka semua kegiatan
pendidikan menjadi bermakna.
B. Tujuan Ilmu Pendidikan Islam
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai.[5] Tujuan
harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang
diusahakan. Misalnya, saya berniat melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi maka
setelah niat itu terlaksana, berarti tujuan telah tercapai. Adapun untuk meraih
tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha merupakan ikhtiyar maqsudi, upaya mencapai maksud.[6]
Dari sekian banyak tujuan pendidikan Islam, ada beberapa tujuan
pendidikan Islam yang dapat disistematisasi sebagai berikut:[7]
1.
Terwujudnya insan akademik yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
2.
Terwujudnya insan kamil, yang
berakhlakul karimah.
3.
Terwujudnya insan muslim yang
berkepribadian.
4.
Terwujudnya insan yang cerdas
dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan.
5.
Terwujudnya insan yang bermanfaat
untuk kehidupan orang lain.
6.
Terwujudnya insan yang sehat
jasmani dan rohani; dan
7.
Terwujudnya karakter muslim yang
menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia.
Untuk mewujudkan tujuan di atas, pendidikan Islam harus memiliki lembaga
pendidikan yang berkualitas dengan dilengkapi oleh sumber daya pendidik yang
kompeten.
Dalam istilah ushuliyah
dinyatakan bahwa: “al-umuru bi
maqashidiha”, bahwa setiap tindakan dan aktivitas harus berorientasi pada
tujuan atau rencana yang telah ditetapkan. Istilah ini menunjukkan bahwa
pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai, bukan
semata-mata berorientasi pada sederetan materi. Karena itulah, tujuan
pendidikan Islam menjadi komponen pendidikan yang harus dirumuskan terlebih
dahulu sebelum merumuskan komponen-komponen pendidikan yang lain.[8]
[1]
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Ilmu
Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2009) h. 112.
[3] Ibid.
[4] Departemen Agama RI, Al Qu’ran Al Karim wa Tarjamah Ma’anih ila
Al Lughah Al Indunisiyyah, (Jakarta:
PT. Arga Printing, 2008) h. 773.
[5]
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009) h. 29.
[6]
Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdiyat, Op.cit.,
h. 146.
[7] Ibid. hal. 147.
[8]Abdul
Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Op.cit., h. 71.