Friday 7 February 2014

KISAH NABI ADAM ‘ALAIHI AS-SALAM DAN GODAAN IBLIS Dalam Al-Qur'an

ﻗِﺻَّﺔ ﺍﻹﺑﻟﻳﺱ ﻓِﻲ ﺍﻟﻗُﺭْﺁﻥِ ﻣِﻥْ ﺟُﺯْﺀِ ﺍﻹﺣْﺩَ ﻭَﻋِﺷْﺭِﻳْﻥَ ﺍﻟﻰ ﺟُﺯْﺀِ ﺍﻟﺛﻼ ﺛِﻳْﻥَ A. KISAH NABI ADAM ‘ALAIHI AS-SALAM DAN GODAAN IBLIS (Q.S. SHAAD: 71-85) JUZ 23Ketika Allah Swt. berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah Ku-sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepadanya roh ciptaan-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya, kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.Allah Swt. berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu merasa termasuk orang-orang yang lebih tinggi?”. Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau menciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.Allah Swt. berfirman: “Maka keluarlah kamu dari syurga, sesungguhnya kamu adalah orang yang diusir, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan”. Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan”. Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)”. Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang telah diberi taufik untuk mentaati segala petunjuk dan perintah Allah Swt. (mukhlas) diantara mereka”. Allah Swt. berfirman: “Maka yang benar adalah sumpah-Ku dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan”. Sesungguhnya Aku pasti aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu diantara mereka kesemuanya. B. KISAH KAUM SABA’ DAN GODAAN IBLIS TERHADAPNYA (Q.S. SABA’: 15-21) JUZ 22Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda kekuasaan Tuhan di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Allah Swt. berfirman kepada mereka, dikatakan: “Makanlah olehmu dari rezki yang dianugrahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. Negerimu adalah negeri yang baik dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.Tetapi mereka berpaling, maka Allah Swt. datangkan kepada mereka banjir yang besar (banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma’rib) dan Allah Swt. ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi pohon-pohon yang berbuah pahit, pohon Atsl (sejenis pohon cemara) dan sedikit dari pohon Sidr (sejenis pohon bidara).Demikianlah Allah Swt. memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Allah Swt. tidak menjatuhkan azab yang demikian itu, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Dan Allah Swt. jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri (berada di Syam) yang Allah Swt. limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan (antara Yaman dan Syam) dan Allah Swt. tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. Maka mereka berkata: “Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami (permintaan ini ialah supaya kota-kota yang berdekatan itu dihapuskan, agar perjalanan menjadi panjang dan mereka dapat melakukan monopoli dalam perdagangan itu, sehingga keuntungan lebih besar), dan mereka menganiaya diri mereka sendiri, maka Allah Swt. jadikan mereka buah mulut dan Allah Swt. hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaanya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Allah Swt. dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.  Iblis merupakan musuh yang nyata bagi manusia, maka dari itu agar kita terlepas dan terhindar dari godaan iblis, alangkah baiknya kita mendekatkan diri kepada Allah Swt., mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.Andaikan kita taqwa kepada Allah Swt., iblis akan enggan untuk menggoda kita, karena iblis telah berjanji kepada Allah Swt. tidak akan menggoda hambanya yang beriman dan bertaqwa.    

PENDIDIKAN MOTIVASI-MOTIVASI BELAJAR DALAM AL-QUR’AN


A.  Pengertian Motivasi

Motivasi adalah komoditi yang sangat dibutuhkan oleh semua orang. Kita memerlukannya setiap hari untuk menjalankan kehidupan kita, untuk membantu orang lain, untuk memimpin sekelompok orang, dan untuk mencapai tujuan kita[1].

Motivasi (faktor pendorong) sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Apabila motivasi untuk mendapatkan sesuatu sangat kuat dan kondisi yang ada sangat memungkinkan, maka seseorang pasti akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila seseorang menghadapi suatu masalah dan ia merasa harus menyelesaikannya, maka biasanya ia akan melakukan berbagai cara untuk menyelesaikannya.
Baru-baru ini banyak dilakukan eksperimen kepada manusia dan hewan tentang pentingnya motivasi dalam proses belajar.
Berikut ini akan disebutkan cara memotivasi belajar[2]:

1.   Menstimulasi Motivasi dengan Janji (Targhib) dan Ancaman (Tarhib)

Manusia cendrung melakukan perbuatan yang membuatnya mendapat pahala dan menjauhi perbuatan yang membuatnya mendapat dosa. Banyak eksperimen yang telah dilakukan oleh para ahli jiwa modern tentang keadaan ini. Ayat-ayat targhib yang berbicara tentang kenikmatan surga akan membangkitkan cita-cita umat Islam untuk mendapatkan kenikmatan ini dan mendorong mereka untuk berpegang teguh pada takwa dan ikhlas dalam melaksanakan ibadah, amal shalih, jihad di jalan Allah. Sedangkan ayat-ayat tarhib yang berbicara tentang siksa neraka Jahanam akan membuat mereka menjauhi segala perbuatan dosa.
Demikianlah, jiwa umat islam distimulasi oleh dua hal yang kuat. Perasaan manusia dengan dua hal tersebut saling melengkapi dan bertujuan sama, yaitu menjadikan manusia taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta menjauhi setiap larangan Allah dan Rasul-Nya serta siap mempelajari semua hal yang dikemukakan oleh Islam.

2.   Menstimulasi Motivasi dengan Kisah-Kisah

Sejak zaman dahulu, para pendidik menggunakannya untuk membangkitkan semangat anak didiknya dan mengajarkan masyarakat tentang teladan yang baik, nilai-nilai keagamaan, serta nilai-nilai etis.
Kisah tentang peristiwa yang dahsyat akan membuat para pendengarnya merasa ikut serta secara batiniah dalam peristiwa tersebut. Akal dan jiwa mereka akan berbalik pada kandungan kisahyang berisi hikmah, nasihat, pengalaman, teladan yang baik, dan nilai-nilai etis.
Al Qur’an di tengah-tengah kisah tersebut menghembuskan kandungan nasihat para nabi dan rasul serta memperingatkan agar berhati-hati terhadap kaum.
Allah berfirman, “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Qs. Yusuf [12]: 111).
Pada sebagian kisah di dalam Al Qur’an, selalu dengan ringkasan kisah, baru kemudian menampilkan perincian kisah secara mendetail. Contohnya adalah kisah Ashabul Kahfi. Hal seperti ini akan membuat para pendengar atau pembaca berambisi untuk mengikuti kisah hingga akhir[3].

3.   Menstimulasi Motivasi dengan Peristiwa-Peristiwa Penting

Peristiwa-peristiwa dan masalah penting merupakan salah satu faktor yang dapat membangkitkan motivasi dan batin, menggugah perhatian, serta menggoncangkan hati. Al Qur’an telah menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang dilalui oleh umat Islam terdahulu, dan solusi yang ditempuh dalam menyikapinya. Hal itu diharapkan dapat membuat manusia lebih siap dalam menerima segala peristiwa yang menimpanya, lalu menelaah hikmah dari peristiwa tersebut. Contohnya adalah peristiwa perang Hunain; orang-orang Islam bangga dengan jumlah pasukan mereka, maka merasa bersikap sedikit sombong dan beranggapan dapat mengalahkan kaum kafir, tetapi mereka lupa bahwa yang menentukan menang dan kalah hanyalah Allah. Allah SWT ingin memberikan pelajaran kepada kaum muslim bahwa pasukan yang banyak tidak selalu dapat memenangkan pertempuran, karena Allah SWT memberikan kemenangan kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa memakmurkan iman dan takwa di dalam hati, meskipun jumlah mereka sedikit.


[1] Christine Harvey, Motivasi yang Sukses dalam Sepekan, (Jakarta: Megapoin, 1996) h. 05
[2] Muhammad Utsman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006) h. 164.
[3] Sayyid Qutb, At-Tashwir Al Fanni fi Al Qur’an, (Kairo: Daar Al Ma’arif, 1975), h. 148.

MANAJEMEN & ORGANISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH


A. Manajemen Perpustakaan Sekolah
Hakekat manajemen secara sederhana pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan kontribusi manusia, material, anggaran untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini tentunya tujuan organisasi harus terlebih dahulu didefinisikan secara jelas. Pendefinisian secara operasional dari manajemen dapat dilakukan dalam bentuk program yang akan dilaksanakan beserta sasaran yang kongkrit dan operasional. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan maka kegiatan manajemen di perpustakaan secara garis besar dapat dilaksanakan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen pada umumnya.[1]
Henry Fayol, sebagai pelopor manajemen modern mengupayakan bentuk penyederhanaan manajemen agar dapat diterapkan dengan mudah. Ia melihat secara jelas fungsi-fungsi manajemen dari kegiatan yang dipantaunya dari berbagai oraganisasi baik yang mencari laba maupun organisasi nirlaba. Kegiatan dalam suatu unit organisasi, dianalisa yang akhirnya menghasilkan 6 kategori umum dari prinsip manajemen yang bersifat terapan, yaitu:[2]
1.      Technical (manufaktur)
2.      Commercial (pembelian dan penjulan)
3.      Financial (pemanfaatan modal secara baik)
4.      Security (perlindungan terhadap kekayaan dan personil)
5.      Accounting (control barang, pembiayaan dan statistik)
6.      Managerial
Selanjutnya Fayol menyatakan adanya pertimbangan secara khusus sebagai perhatian dalam mempelajari kegiatan manajemen, yang diwujudkan ke dalam beberapa fungsi umum yang juga bersifat terapan, yaitu:[3]
1.      Planning
2.      Organizing
3.      Commanding
4.      Coordinating
5.      Controlling
1. Kesalahan Umum dalam Manajemen
Bentuk manajemen secara tradisional, mengakibatkan munculnya 4 model kesalahan arah dalam pelaksanaan manajemen tersebut. Sebagaimana dikemukakan oleh Drucker (1975), model kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:[4]
a.       Adanya spesialisasi pekerjaan yang dangkal.
b.      Adanya jenjang yang terlalu panjang dalam struktur manajemen.
c.       Adanya kesenjangan antara visi organisasi dengan kegiatan kerja dalam tingkatan organisasi.
d.      Adanya struktur kompensasi dalam manajemen.
2. Kendala Manajemen Perpustakaan Sekolah
Berikut ini beberapa kendala yang dialami sekolah dalam melaksanakan pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai berikut:[5]
1.      Minimnya dana operasional untuk perpustakaan sekolah.
2.      Minat baca siswa yang masih belum menggembirakan, walaupun pemerintah telah mencanangkan berbagai program tentang minat baca.
3.      Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan sekolah serta mempunyai visi pengembangan yang baik.
4.      Kepedulian pihak manajemen sekolah terhadap pengembangan perpustakaan masih rendah.
5.      Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberadaan perpustakaan sekolah.
6.      Kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional tentang perpustakaan sekolah belum menjadi titik perhatian.
7.      Belum diatur atau sulitnya diatur dalam kurikulum tentang jam khusus bagi murid untuk berbagai kegiatan pemanfaatan dan atau kegiatan di perpustakaan sekolah.
3. Pendekatan Terhadap Manajemen Perpustakaan Sekolah 
Manajemen perpustakaan dapat didekati dari berbagai aspek dan cara, ini semua sebenarnya tergantung pada perbedaan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan manajemen perpustakaan sekolah. Pendekatan manajemen tersebut adalah sebagai berikut:[6]
1.      Pendekatan Empiris
2.      Pendekatan Antarpribadi dan Perilaku Kelompok
3.      Pendekatan Kerja Sama
4.      Pendekatan Sistem
5.      Pendekatan Teori Keputusan
6.      Pendekatan Kemungkinan atau Situasional
7.      Pendekatan Peranan Manajerial
8.      Pendekatan Operasional

B. Organisasi Perpustakaan Sekolah
Pengertian organisasi secara umum adalah perkumpulan dari manusia yang tergabung dalam suatu wadah dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama yang telah digariskan sebelumnya.[7]
1.      Unsur Organisasi
Beberapa ahli manajemen memandang bahwa unsur organisasi sangat penting. Adapun unsur organisasi adalah sebagai berikut: Manusia, Sasaran, Tempat kedudukan, Pekerjaan, Teknik, Struktur, dan Lingkungan.[8]
Unsur organisasi modern meliputi: Bentuk atau Konfigurasi, Struktur atau Kerangka, Jabatan-jabatan, Prinsip-prinsip dan Aturan Permainan.[9]
2.      Struktur organisasi
Apabila suatu organisasi hanya terdiri atas dua orang dan tujuan yang akan dicapai juga hanya sederhana, maka belum diperlukan struktur organisasi. Jika kelompok orang yang bekerjasama berjumlah besar, dan tujuan yang akan dicapai luas, maka struktur organisasi yang tersusun rapi mutlak perlu.[10]
3.      Organisasi perpustakaan
Dalam organisasi perpustakaan maka agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik, pimpinan perpustakaan perlu memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:[11]
a.       Penentuan tujuan perpustakaan
b.      Perumusan tugas pokok perpustakaan
c.       Rincian kegiatan
d.      Pengelompokan kegiatan kerja
4.      Struktur organisasi perpustakaan
Flowchart: Alternate Process: Kepala SekolahStruktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan seperti contoh berikut:[12]



 


 


 


5.      Anggaran perpustakaan

Anggaran adalah unsur utama untuk menjalankan perpustakaan, tanpa anggaran perpustakaan tidak mungkin dapat berjalan dengan sempurna meskipun sistemnya bagus dan pustakawannya bermutu.[13] Setiap perpustakaan harus membuat rencana anggaran dan mengajukannya kepada lembaga induknya, atau lembaga lain yang berkewajiban memberi anggaran kepada perpustakaan.
Rincian penggunaan anggaran perpustakaan pada umumnya dikelompokkan dalam beberapa bagian seperti:
a.       Operasional perpustakaan
b.      Pengadaan alat kantor
c.       Pengadaan dan pengolahan bahan pustaka
d.      Pemeliharaan bahan pustaka
e.       Pentebaran informasi
f.       Pemasaran dan promosi jasa perpustakaan
g.      Perjalanan dinas
h.      Perbaikan dan perawatan gedung
Perbaikan dan perawatan alat


[1] Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), hlm. 14-15.
[2] Ibid., hlm. 15. Untuk lebih jelas lagi lihat; Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 187-212.
[3] Darmono, Op.cit.
[4] Ibid., hlm. 16-18.
[5] Ibid., hlm. 19.
[6] Ibid., hlm. 20-22.
[7] Ibid., hlm. 22.
[8] Ibid., hlm. 24-25.
[9] Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar  Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 79.
[10] Darmono, Op.cit., hlm. 25.
[11] Ibid., hlm. 27.
[12] Ibid., hlm., 31-33.
[13] Ibid., hlm. 34.