Wednesday 29 April 2015

Mencari dan Berbagi Ilmu atau File Lainnya Bisa Dapet Uang dari Ziddu

Buat temen2 yang pengen berbagi dan mencari ilmu serta file lainnya, ziddu.com menyediakan wadah untuk menshare dan mendownload seluruh file yg pengen dibagi dan dicari. Selain kita menshare file2 yang bermanfaat, kita juga bisa mendapatkan gaji dari ziddu.com apabila file yang kita share didownload oleh orang lain. Buat temen2 yang penasaran bisa bergabung dengan ziddu.com, untuk mendaftar dan keterangan lebih lanjut bisa klik link dibawah ini.. Selamat mencoba.. Klik disini untuk bergabung

KI, KD, dan RPP Fikih MTs kelas VII kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Tsanawiyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP Fikih MTs kelas VII kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP AL-Qur'an Hadits MTs kelas VII kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Tsanawiyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP AL-Qur'an Hadits MTs kelas VII kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP SKI MTs kelas VII kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Tsanawiyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP SKI MTs kelas VII kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP SKI MA kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP SKI MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP Fikih MA kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP Fikih MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP AL-Qur'an Hadits MA kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP AL-Qur'an Hadits MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP Akidah Akhlak MA kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP Akidah Akhlak MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

KI, KD, dan RPP Bahasa Arab MA kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari KI, KD, dan RPP Bahasa Arab MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

Silabus PAI dan Bahasa Arab MTs kelas VII kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Tsanawiyah yang lagi nyari silabus PAI dan Bahasa Arab MTs kelas VII kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

Silabus PAI dan Bahasa Arab MAK kelas X kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah Keagamaan yang lagi nyari silabus PAI dan Bahasa Arab MAK kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

Silabus PAI dan Bahasa Arab Kelas X MA Kurikulum 2013

Buat Bpk/Ibu guru Madrasah Aliyah yang lagi nyari silabus PAI dan Bahasa Arab MA kelas X kurikulum 2013, saya punya filenya, mudah2an bermanfaat.. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD

Tuesday 28 April 2015

Kewibawaan (Gezag) dalam Pendidikan

KEWIBAWAAN (GEZAG) DALAM PENDIDIKAN
       Kewibawaan merupakan suatu syarat mutlak pendidik di dalam dunia pendidikan. Karena dengan adanya kewibawaan pendidik, anak didik dengan sadar mengikuti kewibawaannya, artinya mengakui hak orang lain untuk memerintah dirinya. Dengan kata lain, kewibawaan termasuk dalam macam alat pendidikan yang dapat mempengaruhi anak didik dalam belajarnya. Seorang pendidik sepatutnya bisa menggunakan kewibawaannya dalam menolong dan memimpin si anak yang dididik ke arah kedewasaanya. Oleh karena kewibawaan merupakan suatu syarat mutlak pendidik di dalam dunia pendidikan, maka pada kesempatan kali ini akan dipaparkan tentang: pengertian, perbedaan pendidik, serta fungsi kewibawaan dan identifikasi.

A. Pengertian Kewibawaan (Gezag)
       Kewibawaan (Gezag) menurut etimologi berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. Sedangkan kewibawaan menurut terminologi ialah pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain. Kewibawaan (Gezag) itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakan bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli.

B. Perbedaan Antara Kewibawaan Orang Tua dan Guru (Pendidik-pendidik Lainnya) Terhadap Anak-anak Didiknya
       1. Orang Tua (Ayah dan Ibu)
           Orang tua (ayah dan ibu) adalah pendidik yang terutama dan yang sudah semestinya. Merekalah pendidik yang asli, yang menerima tugas dari kodrat, dari tuhan untuk mendidik anak-anaknya. Motivasi pengabdian orang tua ini semata-mata demi cinta kasih yang kodrati. Di dalam suasana cinta dan kemesraan inilah proses pendidikan berlangsung seumur anak itu dalam tanggungjawab keluarga. Oleh karena itu, sudah semestinya mereka mempunyai kewibawaan terhadap anak-anaknya. Adapun kewibawaan orang tua memiliki dua sifat:
            a. Kewibawaan pendidikan
            b. Kewibawaan keluarga

       2. Guru (Pendidik-Pendidik Lainnya)
           Guru-guru sebagai pendidik, dengan wibawanya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik kearah kedewasaan. Guru (pendidik-pendidik lain) menerima jabatannya sebagai pendidik bukan dari kodrat (dari tuhan), melainkan dari pemerintah. Ia ditunjuk, ditetapkan, dan diberi kekuasaan sebagai pendidik oleh negara atau masyarakat. Maka dari itu, kewibawaan yang ada padanya pun berlainan dengan kewibawaan orang tua. Kewibawaan guru (pendidik lainnya), yang karena jabatan, juga memiliki dua sifat:
            a. Kewibawaan pendidikan
            b. Kewibawaan memerintah

C. Fungsi Kewibawaan dalam Pendidikan
     Tidak setiap macam tunduk atau menurut terhadap orang lain dapat dikatakan “tunduk terhadap wibawa pendidikan”. Bagaimana sikap anak terhadap kewibawaan pendidik? Dalam hal ini Langeveld menjelaskan:
      1. Sikap menurut atau mengikut (volgen), yaitu mengakui kekuasaan orang lain yang lebih besar karena paksaan, takut, jadi bukan tunduk atau menurut yang sebenarnya.
      2. Sikap tunduk atau patuh (gehoorzamen), yaitu dengan sadar mengikuti kewibawaannya, artinya mengakui hak orang lain untuk memerintah dirinya, dan dirinya merasa terikat untuk memenuhi perintah itu. Dalam hal terakhir inilah tampak fungsi wibawa pendidikan, yaitu membawa si anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga.

D. Pendidik Menggunakan Kewibawaannya
      Sebagai seorang pendidik sepatutnya bisa menggunakan kewibawaannya dalam menolong dan memimpin si anak yang dididik ke arah kedewasaanya. Oleh karena itu, penggunaan kewibawaan pada pendidikan harus berdasarkan faktor-faktor berikut:
      1. Pendidik hendaklah mengabdi kepada pertumbuhan anak yang belum selesai perkembangannya. Dengan kebijaksanaan pendidik, hendaklah anak dibawa ke arah kesanggupan memakai tenaganya dan pembawaannya yang tepat. Jadi, wibawa pendidikan itu bukan bertugas memerintah, melainkan mengamati serta memperhatikan dan menyesuaikannya pada perkembangan dan kepribadian masing-masing anak.
      2. Pendidik hendaklah memberi kesempatan kepada anak untuk bertindak atas inisiatif sendiri. Kesempatan atau keleluasaan itu hendaknya makin lama makin diperluas, sesuai dengan perkembangan dan bertambahnya umur anak. Jadi, dengan wibawa itu hendaklah pendidik berangsur-angsur mengundurkan diri sehingga akhirnya tidak diperlukan lagi.
      3. Pendidik hendaknya menjalankan kewajibannya itu atas dasar cinta kepada si anak. Ini berarti bermaksud hendak berbuat sesuatu untuk kepentingan si anak. Jadi, bukannya memerintah atau melarang untuk kepentinganya sendiri. Cinta itu perlu bagi pekerjaan mendidik. Sebab, dari cinta atau kasih sayang itulah timbul kesanggupan selalu bersedia berkorban untuk sang anak, selalu memperlihatkan kebahagiaan anak yang sejati.

E. Kewibawaan dalam Masyarakat Orang Dewasa dan dalam Pendidikan
      1. Kewibawaan dalam Masyarakat Orang Dewasa
          a. Dalam masyarakat orang dewasa harus ada wibawa supaya dapat tercapai maksud masyarakat itu, yaitu kesejahteraan umum.
          b. Masyarakat orang dewasa menurut atau patuh kepada pendukung-pendukung kekuasaan pemerintah itu bukan karena orang-orang itu telah mendapat pengangkatannya untuk menjalankan kewajibannya.
          c. Sebaliknya, pemerintah meminta kita semua menaati segala peraturannya. Bagaimana batin kita (masing-masing orang) yang sebenarnya – setuju atau tidak, mengkritik atau tidak – pemerintah tidak mengindahkannya, asal kita taat kepada apa yang diperintahkan.
         d. Kewibawaan dan pelaksanaan kewibawaan dalam masyarakat orang dewasa tidak menjadi berkurang, tetapi tetap stabil karena tujuannya ialah hendak mengatur perputaran masyarakat yang baik. Selama hidup dalam masyarakat, kita tetap taat di bawah kewibawaannya dan negara tetap akan melaksanakan kewibawaannya di atas kita.
       2. Kewibawaan dalam Pendidikan
           a. Dalam pendidikan harus ada wibawa supaya dengan wibawa itu pendidik hendak membawa si anak, agar anak dapat mengetahui, memiliki, dan hidup sesuai dengan norma-norma hidup.
           b. Pelaksanaan kewibawaan dalam pendidikan itu harus bersandarkan kepada perwujudan norma-norma dalam diri si pedidik sendiri.
           c. Dalam pendidikan, pertama-tama membuat si anak dengan penuh kepercayaan menyerahkan dirinya kepada pendidiknya (orang tuanya), dan dengan demikian mencapai persesuaian batin.
           d. Kewibawaan (gezag) dan pengawasan itu harus berangsur-angsur dikurangi sehingga kepatuhan anak terhadap pendidik harus berubah menjadi kepatuhan terhadap suara hatinya; kewibawaan berganti dengan kebebasan. Tugas seorang pendidik ialah berusaha agar dirinya tidak diperlukan lagi.

 F. Kewibawaan dan Identifikasi
      Syarat mutlak dalam pendidikan ialah adanya kewibawaan pada si pendidik. Tanpa kewibawaan itu, pendidikan tidak akan berhasil baik. Dalam setiap macam kewibawaan terdapatlah suatu identifikasi sebagai dasar. Artinya, dalam melakukan kewibawaan itu si pendidik mempersatukan dirinya dengan yang dididik, juga yang dididik mempersatukan dirinya terhadap pendidiknya. Jadi, dalam hal ini identifikasi mengandung dua arti: Si pendidik mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan dan kebahagiaan si anak. Si anak mengidentifikasikan dirinya terhadap pendidiknya. Pada anak ada dua kemungkinan cara mengidentifikasi itu: Ia dapat sama sekali melenyapkan dirinya sendiri, ia menurut dengan sempurna, tidak menentang; perintah dan larangan dilakukan secara pasif saja. Bahayanya ialah di dalam diri anak itu tidak tumbuh kesadaran akan norma-norma sehingga ia tidak akan mungkin sampai pada tingkatan “penentuan sendiri”. Karena ikatan dengan sang pemegang wibawa (pendidik) terlalu kuat erat sehingga merintangi perkembangan “Aku” anak itu. Tetapi, ikatan yang sangat erat itu dapat juga menimbulkan usaha yang sangat aktif untuk mencapai persamaan dengan pendidiknya: “berbuat seperti apa yang diharapkan dari pendidiknya” itu. Bahayanya yaitu menurutnya itu tidak seperti yang kita kehendaki, yakni memperoleh norma-norma bagi diri pribadinya. Identifikasi pada diri seorang anak kecil mula-mula tertuju kepada diri pribadi pendidiknya dan dengan demikian kemudian tertuju kepada nilai-nilai dan norma-normanya; kelak ia lebih melepaskan lagi dari diri pendidiknya, dan lebih lagi menunjukkan dirinya kepada nilai-nilai dan norma-norma itu. Dalam penjelasan di atas tadi, kiranya sudah jelas bahwa yang dimaksud dengan kewibawaan yaitu pengakuan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain. Fungsi kewibawaan dalam pendidikan, yaitu membawa si anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang lain dan mau menjalankannya juga. Orang tua menerima jabatannya sebagai pendidik dari kodrat (asli dari tuhan). Sedangkan guru menerima jabatannya sebagai pendidik bukan dari kodrat, melainkan dari pemerintah. Semoga bermanfaat.. :) Wallahu A’lam bish-showab..

Pendekatan Dan Metodologi Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan)

Buat temen2 yang lagi nyusun tugas akhir dan yang lagi bingung mau pake pendekatan dan metodologi penelitiannya, saya mau bagi2 ilmu nie, mudah2an bisa membantu dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Silahkan download link dibawah ini..!! DOWNLOAD