Wednesday 6 June 2012

KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK SISTEM INFORMASI


A.    Proses Pengambilan Keputusan
Model yang bermanfaat dan terkenal yang diajukan oleh Herbert A. Simon yang akan digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri dari tiga tahap pokok:
1.      1. Penyelidikan
2.      2. Perancangan
3.      3. Pemilihan
Jadi proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut merupakan unsur-unsur sebuah proses bersinambung.
Beberapa model pengambilan keputusan lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Sebagai contoh, Rubenstein dan Haberstroh mengusulkan langkah-langkah berikut ini:
1.      1. Pengenalan persoalan atau kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2.      2. Analisis dan laporan alternatif-alternatif.
3.      3. Pemilihan di antara alternatif yang ada.
4.      4. Komunikasi dan pelaksanaan keputusan.
5.      5. Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.
Kedua model tersebut tidak saling bertentangan. Model simon pada dasarnya mengatakan bahwa pelaksanaan adalah keputusan dan bahwa keputusan lain diperlukan untuk langkah selanjutnya. Model Simon adalah relevan bagi perancangan sistem informasi manajemen. Relevansi ini diuraikan untuk ketiga tahap model Simon.
B.     Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasi pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.
1.      1. Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
1.      Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
2.   Memiliki metode (aturan, hubungan dan sebgainya) yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
3.      Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan, atau kegunaan.
Model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan:
1.      Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
2.      Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
3.      Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.
2.      2. Pengetahuan tentang Hasil
Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil dan / atau arah tidakan diambil. Bila hasil-hasilnya diketahui dan akibat dari hasil adalah pasti, persoalan pengambilan keputusan adalah menghitung tidakan / hasil optimum.
3.      3. Tanggapan Keputusan
Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan perencana atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan.
4.      4. Uraian tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana ia harus mengambil segolongan keputusan disebut model normatif atau preskriptif. Model deskriptif adalah sebuah model yang menguraikan bagaimana sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan.
5.      5. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih di antara alternatif-alternatif di dalam model normatif adalah pemaksimalan / maksimisasi (atas laba, kegunaan, nilai yang diharapkan dan sebagainya).
Sebuah pandangan alternatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah kepuasan. Pandangan ini berasal dari model keprilakuan deskriptif yang mengatakan bahwa para pengambil keputusan tidak mengetahui semua alternatif dan harus mencarinya.
6.      6. Relevansi Konsep Keputusan terhadap Perancangan SIM
SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun sistem terbuka. Di dalam model keputusan tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Di dalam model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi manusia pengambil keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya.
C.    Model Keprilakuan pada Pengambilan Keputusan Keorganisasian
a.      a. Pencarian Problemistik
Teori keperilakuan berdalil bahwa pencarian adalah berdasarkan aturan-aturan yang agak sederhana:
1.      Pencarian secara lokal baik yang dekat pada gejala yang ada maupun yang dekat pada pemecahan yang ada.
2.      Bila pencarian lokal gagal, kembangkan pencarian ke bidang-bidang keorganisasian yang lemah sebelum pindah ke bidang lain.
b.      b. Pemahaman Keorganisasian
Organisasi menunjukkan perilaku yang sanggup menyesuaikan dengan berjalannya waktu. Mereka merubah tujuan dan merevisi prosedur pencarian berdasarkan pengalaman mereka.
c.       c. Penerapan Model Keprilakuan Pengambilan Keputusan pada SIM
Teori keperilakuan adalah sebuah model deskriptif dari pengambilan keputusan keorganisasian. Di sini tekanannya adalah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian para anggota yang ada, pencarian persoalan yang distimulasi, dan perilaku penyesuaian keorganisasian dengan berjalanya waktu. Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan SIM adalah menyadarkan perancang pada pertimbangan-pertimbangan keperilakuan.
D.    Pengaruh Gaya Kognitif atas Pengambilan Keputusan oleh Individu
Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif. Individu analitis atau sistematis mengandalkan pada informasi yang rapi dan ancangan teratur dan terencana terhadap pengambilan keputusan. Individu heuritis atau intuitif mengandalkan pada analogi dan membiarkan situasi membimbing pengambilan keputusan. Riset atau gaya kognitif secara langsung relevan bagi perancangan sistem informasi manajemen.
E.     Metode Memutuskan untuk Memilih Alternatif
1.      1. Teknik Optimisasi dalam Kepastian
Teknik optimisasi menganggap sistem keputusan adalah tertutup dalam mana semua alternatif dan hasil-hasilnya diketahui. Persoalan perhitungan adalah menghitung alternatif mana yang optimal untuk fungsi sasaran yang ada.
2.      2. Matriks Hasil dalam Teori Keputusan Statistis
Istilah teori keputusan statistis digunakan sehubungan dengan teknik mengevaluasi hasil potensial dari tindakan-tindakan alternatif dalam sebuah situasi keputusan. Ini adalah model sistem keputusan tertutup, sehingga semua alternatif dan hasil-hasilnya dianggap diketahui.
3.      3. Lengkung (Kurva) Indiferensi dan Kegunaan
Sebuah ukuran yang disebut “kegunaan” (utility) sering dipakai sebagai pengganti nilai moneter atau lainnya. Unit-unitnya disebut “guna” (utiles).
4.      4. Pohon Keputusan
Pohon keputusan merupakan metode yang berguna untuk menyajikan analisis. Analisis ini dinamakan sebuah “pohon keputusan” karena tindakan dan keputusan yang berbeda-beda membentuk cabang-cabang dari sebuah titik awal keputusan.
5.      5. Teori Permainan
Teori permainan adalah sebuah cara untuk menganalisis keputusan bila terdapat situasi persaingan sedemikian sehingga bila satu unit keputusan (pemain) menang, yang lainnya kalah.
6.      6. Inferensi Statistis Klasik
Teknik pada statistik klasik dapat berguna sekali dalam menyiapkan informasi bagi pengambilan keputusan. Beberapa teknik disebutkan untuk mengingatkan pembaca akan keanekaan alat-alat yang ada.
7.      7. Relevansi Metode Keputusan pada Perancangan SIM
Perangkat metode untuk memutuskan di antara alternatif-alternatif harus merupakan bagian dari sistem informasi/keputusan. Bagi sebagian persoalan, teknik yang tepat harus tersedia secara automatis. Bagi persoalan lain, dapat disediakan dua alternatif atau lebih. Sistem informasi harus mendukung pengambil keputusan dalam mencari teknik terbaik.

Referensi:
Davis, Gordon B., Management Information Systems: Conceptual Fondations, Structure, and Develoment, Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, 1974; Terj. Adiwardana, Andreas S., Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian I: Pengantar, Jakarta, PT Pustaka Binaman Pressindo, 2002, Cet. Ke-12.

No comments:

Post a Comment