Sunday 30 June 2013

Media Berbasis Visual



A.    Karakteristik Media Visual

Sebagaimana halnya media yang lain media visual juga berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Selain sederhana dan mudah pembuatannya media visual termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya.[1]
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.[2] Banyak jenis media visual, beberapa diantaranya akan kita bicarakan dalam bahasan di bawah ini.

B.     Jenis-Jenis Media Visual

1.      Pesan Visual

a.      Gambar

Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis, yakni seketsa, lukisan, dan photo. Pertama, seketsa atau bisa disebut juga sebagai gambar garis (stick figure), yakni gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar hasil reprentasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu objek atau situasi. Ketiga, photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi.

b.      Grafik

Grafik adalah gambar yang sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti. Dengan mengalihkan data angka-angka ke dalam sebuah grafik, arti dari angka-angka tersebut menjadi jelas.

c.       Diagram

Sebuah diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta daripada gambar.

d.      Bagan

Bagan hampir sama dengan diagram. Bedanya, bagan lebih menekankan kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. Bagan ada kalanya disertai simbol atau gambar, maka hal ini sifatnya piktorial. Ada juga bagan yang ditambahkan dengan keterangan singkat. Secara garis besar bagan ini terbagi atas empat macam, yakni bagan organisasi, bagan arus, bagan pohon, dan bagan proses.

e.       Peta

Peta adalah gambar permukaan bumi atau sebagian daripadanya. Sebenarnya peta bisa disebut juga sebagai bagan. Secara langsung atau tidak langsung peta mengungkapkan sangat banyak informasi seperti lokasi suatu daerah, luasnya, bentuknya, penyebaran penduduknya, daratan, perairan, iklim, sumber ekonomi, serta hubungan satu dengan yang lain.[3]

2.      Penyalur Pesan Visual Verbal-Nonverbal-Grafis

a.      Buku dan Modul

Bila komunikasi nonverbal didefinisikan sebagai komunikasi tanpa kata (bahasa lisan) merupakan suatu penyederhanaan berlebihan (oversimplification), karena kata yang berbentuk tulisan tetap dianggap verbal meskipun tidak memiliki unsur suara.
Bahasa verbal dalam bentuk tulisan ini banyak ditemukan dalam buku dan modul. Di antara kedua sumber belajar tersebut dapat dibedakan, buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya.
Sementara modul merupakan bahan belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Dikatakan demikian, karena modul dibuat berdasarkan program pembelajaran yang utuh dan sistematis serta dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri. Di dalamnya mengandung tujuan, bahan dan kegiatan belajar, serta evaluasi.

b.      Komik

Komik juga dapat dijadikan media pembelajaran. Gambar dalam komik biasanya berbentuk atau berkarakter gambar kartun. Ia mempunyai sifat yang sederhana dalam penyajiannya, dan memiliki unsur urutan cerita yang memuat pesan yang besar tetapi disajikan secara ringkas, terlebih lagi ia dilengkapi dengan bahasa verbal yang dialogis. Dengan adanya perpaduan antara bahasa verbal dan nonverbal ini, mempercepat pembaca paham terhadap isi pesan yang dimaksud, karena pembaca terbantu untuk tetap fokus dan tetap dalam jalurnya.

c.       Majalah dan Jurnal

Majalah secara umum dapat dimaknai sebagai media informasi dengan tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Berbeda dengan majalah, tugas utama dari jurnal adalah memuat hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademika sebuah lembaga pendidikan.

d.      Poster

Poster adalah gambar yang besar, yang member tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu.

e.       Papan Visual

Papan visual, yakni papan yang dapat menyalurkan pesan-pesan visual. Papan visual ini memiliki banyak ragam, di antaranya meliputi: papan tulis, papan magnetik, papan lembar balik, papan buletin, papan flannel, papan peragaan atau lebih dikenal sebagai papan display.[4]

3.      Benda Asli dan Benda Tiruan (Model)

Benda asli dan benda tiruan mempunyai kegunaan yang unik. Ada banyak cara di mana keikutsertaan siswa dapat didorong dengan benda tersebut. Ketika proteksi yang aman dibutuhkan, pengalaman yang disimulasi akan didapat melalui penggunaan model yang lebih kecil. Ketika keahlian khusus dibutuhkan untuk pengoperasian atau penggunaan benda asli, sebuah peragaan menjadi penting.[5]

C.    Cara Pengembangan Media Visual

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar (ilustrasi), sketsa (gambar garis), grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau sesuatu. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistik sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan pengguna media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar visulisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan pengguna media berbasis visual.
Jika mengamati bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lain. Yang ada disekitar kita, seperti majalah, iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang bahan visual yang menyangkut penataan elemen-elemen visual yang akan ditampilkan. Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, terang (dapat dibaca), dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya.
Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, dan keseimbangan. Unsur-unsur visual yang selanjutnya perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna.[6]


[1] Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 28-29.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 91.
[3] Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 85-96.
[4] Ibid, hlm. 98-103.
[5] Ibid, hlm. 107.
[6] Azhar Arsyad, Op.Cit., hlm. 106-107.

No comments:

Post a Comment