Sunday 23 June 2013

NUZULUL QUR’AN



A.     Pengertian Nuzulul Qur’an

Menurut bahasa, nuzul (ﺯﻭﻞ ) merupakan bentuk masdar berasal dari kata (ﻧﺯﻞ- ﻳﻧﺯﻞ- ﻧﺯﻭﻻ ) yang artinya turun.[1] Sedangkan menurut istilah, nuzulul qur’an ialah proses turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. melalui perantara malaikat Jibril.

B.     Fase Nuzulul Qur’an

Allah Swt. berfirman di dalam Al-Quran surat al-Baqarah ayat 185:
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.
Jumhur ulama berpendapat bahwa Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. selama kurang lebih 23 tahun. Al-Quran mulai diturunkan ketika Nabi Muhammad Saw. sedang berkhalwat seorang diri di gua Hira pada malam Senin, tanggal 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M.[2]
Masa turunnya Al-Quran dibagi kepada 2 tahap yang masing-masingnya mempunyai corak sendiri:[3]
    1. Masa Nabi Muhammad Saw. bermukim di Makkah, selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga awal Rabi’ul Awwal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad Saw.
    2. Masa Nabi Muhammad Saw. bermukim di Madinah yang diturunkan setelah hijrah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari pemulaan Rabi’ul Awwal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad Saw., hingga 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi Muhammad Saw., atau tahun 10 Hijrah.

C.    Hikmah Diturunkannya Al-Quran Secara Berangsur-angsur

Turunnya Al-Quran secara bertahap ini, tidak hanya disebabkan karena Al-Quran itu lebih besar dari kitab-kitab yang diturunkan Allah sebelumnya, melainkan juga karena adanya beberapa hikmah, sehingga Al-Quran itu diturunkan secara berangsur-angsur. Hikmah tersebut antara lain ialah sebagai berikut:[4]
1.                 Bahwa diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur itu adalah untuk mengokohkan dan menguatkan hati Rasulullah sendiri.
2.                 Untuk memudahkan bagi kaum muslimin yang pada masa itu umumnya masih buta huruf, untuk mempelajari dan menghafalkan serta menerangkan ayat-ayat Al-Quran itu dalam kehidupan mereka sehari-hari.
3.                 Untuk menyesuaikan dengan kepentingan Rasulullah dan kaum muslimin serta perkembangan-perkembangan yang mereka alami dari masa ke masa.  
4.                 Sangat sesuai dengan sunnatullah yang berlaku di alam ini. Yaitu sunnah bahwa “segala sesuatu harus terjadi dengan bertahap”.
5.                 Bukti yang pasti bahwa Al-Quran Al-Karim diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.[5]


[1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, Cet. ke-25, 2002) hlm. 1409.
[2] M. Quraish Shihab, et al., Sejarah dan ‘Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet. ke-4, 2008) hlm. 20.
[3]  Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, Cet. ke-3, 2000) hlm. 51.
[4] Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran I, (Bandung: CV. Pustaka Setia, Cet. ke-1, 1997) hlm. 59-62.
[5] Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahits  fi ‘Ulum al-Qur’an, terjemahan Mudzakir AS: Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, (Jakarta: Litera Antarnusa, Cet. ke-2, 1994) hlm. 174.
 

1 comment: